Ketika Amerika Menginvasi Aceh pada 1832
Kapal dagangnya dirampas penduduk
Aceh. Amerika mengirimkan ekspedisi militer sebagai bentuk hukuman. Intervensi
militer pertama Amerika di Asia.
PADA 7 Februari 1831, kapal dagang berbendera Amerika Serikat, Friendship, berlabuh di Kuala Batu, Aceh Barat Daya, untuk mengangkut lada. Kehadiran kapal-kapal dagang Amerika di pantai barat Sumatra sudah menjadi pemandangan biasa sejak pergantian abad ke-19. Namun kegiatan transaksi jual beli yang semestinya berjalan seperti biasa tersebut, lantas menjadi malapetaka bagi awak Friendship.
Friendship melepas jangkarnya dari
kota Salem, Massachusetts, salah satu kota pelabuhan terpenting Amerika dalam
urusan perdagangan di Timur Jauh kala itu. Dalam misinya membeli lada ke Kuala
Batu, Friendship dipimpin oleh Kapten Charles M. Endicott. Friendship berlabuh
dan Endicott beserta beberapa anak buahnya turun untuk menegosiasikan harga.
Situasi mulai terasa aneh ketika tiga perahu kayu penuh dengan penduduk yang
bersenjata mengerubungi Friendship, dan kemudian menyerangnya.
Awak kapal Friendship berhamburan,
dan beberapa lainnya tewas. Friendship dirampas. “Melihat kekacauan tersebut
dari pantai, Endicott dan awaknya yang tersisa melarikan diri dengan sampan ke
Muki, meminta bantuan dari tiga kapten kapal lain di sana (yang juga berasal
dari Salem) untuk merebut kembali Friendship,” tulis David Foster Long dalam
Gold Braid and Foreign Relations: Diplomatic Activities of U.S. Naval Officers
1798-1883.
Friendship dapat direbut kembali,
namun kargonya yang terdiri dari lada, opium, dan lain-lain senilai US$50.000
lenyap. Protes keras dilayangkan kepada uleebalang (kaum bangsawan) di Kuala
Batu, namun tak digubris. Perampasan Friendship ini menjadi sensasi di Amerika,
yang direspons oleh Presiden Andrew Jackson dengan mengirim ekspedisi militer
untuk menghukum penduduk Kuala Batu. Maka, dikirimlah Komodor John Downes,
dengan menahkodai Potomac beserta lebih dari 300 prajuritnya ke Aceh pada 28
Agustus 1831. Ini menjadi intervensi militer Amerika Serikat pertama di Asia.
Potomac berlabuh di Kuala Batu pada
5 Februari 1832, menyamarkan dirinya sebagai kapal dagang Denmark. Penduduk
Kuala Batu tidak curiga. Downes dan 282 prajuritnya tiba-tiba menyerang. Kuala
Batu dibombardir dan terbakar hebat, dan meski penduduknya telah melawan sekuat
tenaga, perbedaan teknologi senjata membuat mereka akhirnya menyerah.
Lebih dari 450 penduduk Kuala Batu,
termasuk wanita dan anak-anak, tewas. Di pihak Amerika, dua prajurit tewas dan
sebelas orang luka-luka. Potomac pun berlayar pulang setelah memberi peringatan
keras terhadap penduduk yang menyerah untuk tidak lagi menyerang kapal-kapal
Amerika. Nantinya, meski mendapat kritik keras publik di kampung halaman,
keputusan Downes dianggap tepat oleh Presiden Andrew Jackson sendiri.
Mengapa penduduk Kuala Batu menyerang Friendship?
Salah satu sebab khususnya adalah
karena mereka muak dengan pedagang Amerika yang suka mencurangi takaran
timbangan. “Endicott menghabiskan banyak waktu dengan Po Adam, uleebalang
setempat, yang memperingatkannya bahwa raja-raja lokal tengah marah karena
turunnya harga lada dan kapten-kapten kapal yang kabur dengan tidak membayar
penuh,” tulis Robert Booth dalam Death of an Empire: The Rise and Murderous
Fall of Salem, America’s Richest City.
Setelahnya, arus kapal-kapal dagang
dari Salem ke Aceh kian intensif. Pada 1839, pemerintah kota Salem kemudian
memutuskan untuk membuat logo kota bergambarkan sosok penduduk dengan pakaian
khas Aceh dan kalimat berbahasa Latin: “Ke pelabuhan terjauh yang kaya di
Timur.”
“Logo tersebut merupakan contoh
bagaimana Salem memaknai aktivitas dagangnya di Hindia sebagai simbol kejayaan
dan keterlibatannya dalam dunia komersial internasional,” tulis Jessica Lanier,
“Salem’s China Trade: Pretty Presents and Private Adventures,” termuat dalam
Global Trade and Visual Arts in Federal New England suntingan Patricia Johnston
dan Caroline Rank.
Sumber : Historia